Ogah Nikah HA.. HA.. HA.. (SEBELASSSS...TUNTASSSSS...) version 1.1

suara itu...bukan mang jiung, pasti setan, bah! itu setan minta digampar apa! aku pengen tiduuuur... susah payah aku menahan marah sampai selimutku sobek kugigit, pusing memikirkan gimana masibku dan freya. dan aku butuh tidur untuk berpikir lagi besok pagi. kucoba mengirimkan tatapan *gue mau tidur setan!* melalui telepati dan bunyi srek srek srek pun berhenti..
..masih punya otak gaib itu setan..

*tes tes..satu..satu.. tes..ehm ehm..* kuuuuuuuuruuyuuuuuuuuukkkk..!!$*&%^*^%^&@

bussssset tu ayam, nggak bisa liat orang enak tidur apa ya.. haaah.. kata orang, ayam berkokok kalo udah liat matahari terbit, taaapi ayam kan raaaabun????? katanya juga ada malaikat yang sedang lewat.. hmm.. freya.. aaaah.. freya lagi..

"aaah... sava...."

"freee..ya..."

"sava...aaaaaaaaaaaaahhh.. hah.. hah.. hah.. sayang..."

Aaaaargh.. ingatan malam itu lagi. sudah 3 bulan lewat. sumpah, itu pertama kali buatku. ya, setelah 26 tahun hidup di bumi, aku kehilangan keperjakaanku. kami hanya bertemu seperti biasanya, di kamarku yang berantakan, diktat-diktat kuliah, jawaban ujian mahasiswa mahasiswaku.. biasa, mengobrol tentang segala macam, politikus brengsek yang nggak ada habis2nya di negeri ini sampai rencana backpackeran bareng ke rinjani akhir tahun ini. sampai akhirnya, oh, awalnya if i may say, freya menciumku. dan nggak berenti disitu, kemejaku, tanktopnya, semuanya, berserakan di lantai. kami berc...

pletakkkk!!!

"sava, buka jendelanya"

hah, suara freya. kulihat ke celanaku, ada yang menyembul disana *glek*, gara-gara membayangkan yang iya iya barusan.. aaaaaah.

"i..i..iya, sebentar sava.."

kubantu di masuk ke dalam kamar setelah kubereskan urusan di bawah situ.

"ada apa? kenapa pagi pagi.. kenapa lewat jendela.."

"shhhhh.. bagaimana, sudah kamu tanyakan sama mamamu?"

"mm.. belum.. eh.. mm.. freya.. kamu yakin ini yang terbaik buat kita? menjauhkan diri dengan mencoba menikahkan mama papa kita?"

dia terdiam.
aku terdiam. freya membuka mulutnya, lalu tertutup. membuka lagi, tertutup lagi.

"sava, aku.. kamu.. masih ingat kejadian 3 bulan lalu? mm..kita..."

"iya, iya, aku ingat, maafkan aku freya, aku nggak bermaksud.."

"bukan, bukan kamu sava, itu salahku.. damnit.. aku yang membuatmu.. soal mama papa itu.. hanya alasanku supaya kita bisa tetap bareng"

kami berdua terdiam. saling memandang. lama. telepati kami lagi.

5 menit berlalu..

freya tersenyum. tertawa pelan. lalu terbahak. dan tertawanya menular.. kami tertawa keras sampai.. pintu terbuka.

"sava? freya????" mama kinan menyeruak masuk ke kamarku.

kami berdua masih tertawa, lalu terdiam menatap mama kinan yang kebingungan. aku menatap freya sebentar-masih tersenyum dengan senyum malaikatnya-, lalu kembali ke mama kinan.

"kami akan menikah ma, doakan kami"

dan mama kinan goes..

"whhhoaaaaaaaaaaaattttts??? *geleng2 kaget, bengong, lalu tersenyum jahil* waaaaahahaha.. babyyyyyyyyyy, huniiiiiiiiiiii, sayangkuuuuuuuu.. anak kita sudah mau nikaaaaaaaaaaaah aaaaaahahahahahahahahhaaahaahahaaaa..."


puas nggak puas the end.

NB: penikahan mereka, dengan dua pasang orangtua di sisi sisi pelaminan, masing-masing dua laki-laki di sebelah kanan pengantin pria, dan dua perempuan di sebelah kiri pengantin wanita.

....dan di tengah kerumunan tamu, teman-teman artis, teman-teman sesama dosen, beberapa mahasiswa ada, seorang tamu yang sibuk mengambil makanan, sepiring dumplings di tangan kanannya dan sepiring brownies di tangan kirinya, wajahnya riang gembira, and she is about to write a new story for us.. lushkaaaaaaaa.. buat cerita baru yaaaaa... *eh, eh, aku yang nunjuk kan ya?*