Agen Jamu Gendong (Bahagian Satu)
Dokar yang dikusiri Pak Min menyusuri jalan berbatu. Juminten lega sewaktu dokar itu berhenti tepat di depan rumahnya. Seperti rumah-rumah di sekitarnya, rumah Juminten juga berpekarangan luas. Beberapa pohon rambutan di sebelah kiri depan rumahnya membentuk bayangan yang membuat pekarangan itu lebih sejuk. Juminten dengan lincah turun dari dokar. Pak Min membantu menurunkan bakul besar berisi botol-botol kosong wadah dagangannya. Jamu-jamu racikannya selalu habis tak bersisa. Juminten membuka kantong uang yang diselipkan di dadanya, dan memberi beberapa lembar uang ribuan buat membayar ongkos dokar Pak Min.
Juminten berdiri beberapa saat di depan pintu rumahnya, sementara Pak Min pergi setelah menerima ongkos. Sepi. Hanya ada suara gemerisik daun yang di tiup angin. Jumi heran, kok suasana sepi. Meski rumahnya tergolong di pedesaan, tapi suasana nggak pernah sesepi ini.
Jumi masih sibuk nyari kunci rumah yang diselipkan di kembennya sewaktu Yu Lasmi tergopoh-gopoh menghampirinya.
"Samiun bilang sampeyan baru pulang naek dokar. Lah sampeyan iku wis dak enteni. Akhirnya sampeyan pulang juga."
"Ono opo toh Yu? Keliatannya kok penting."
"Lah biasa Jum. Aku ono dagangan."
"Tapi pesananku udah ada toh Yu?"
"Bueres bueres... Ayo masuk ke rumahmu dulu!"
Juminten segera membuka pintu rumahnya. Rumah itu nggak terlalu besar. Ruang tamunya hanya ada dipan bambu yang juga difungsikan sebagai tempat duduk, meja kayu yang ujung-ujungnya udah di makan rayap, dan lemari reyot untuk meletakkan beberapa benda nggak penting. Juminten dan Yu Lasmi masuk lalu mengunci pintu dari dalam. Jumi segera berjalan ke arah samping lemari. Ada tuas tersembunyi di belakang lemari itu. Jumi menariknya perlahan. Seketika lemari itu bergeser dan tampak tangga di lantai menuju ruangan lain yang lebih luas di bawah tanah.
Ruangan itu penuh alat-alat elektronik untuk spionase. Satu lemari besi penuh senjata. Dan laboratorium kecil di salah satu sudutnya. Botol dan galon berisi bahan kimia tersusun di rak besi yang menempel di dinding.
"Mana barangnya Yu?"
Yu Lasmi mengeluarkan botol spray kecil dari belahan dadanya lalu menyemprotkan ke sekitar genggaman tangannya. Beberapa detik kemudian tas besar yang tadi tembus pandang berangsur-angsur terlihat. Yu Lasmi segera mengeluarkan barang-barang yang ada di dalamnya.
"Ini bahan-bahan kimia pesenanmu."
"Trus barang yang lain kuwi opo toh Yu?"
"Ini namanya The Invisible Sarong. Sampeyan bisa ngilang kalo pake sarung ini. Tinggal krukupan langsung ilang. Kalo di buka, sampeyan langsung mak jedundung. Terlihat lagi."
"Nah kalo ini?" Jumi mengambil salah satu barang yang mirip jepit rambut, membalik-balik sambil keheranan.
"Haduuuuh...jangan sembarangan ngambil toh! Itu senjata laser." Yu Lasmi memperagakan cara pemakaiannya ke Jumi. Cahaya hijau keluar dari ujung yang runcing saat jepit rambut itu di tekuk melengkung ke arah berlawanan. "Ini senjata berbahaya. Luka yang diciptakan nggak akan mengeluarkan darah. Bisa memotong tubuh manusia dengan sekali gerakan. Sampeyan mesti hati-hati. Kalo ini peniti yang bisa digunakan untuk pemindai DNA. Tinggal tempel ujung jarum peniti lalu data akan di proses. Benda ini sangat sensitif hingga bisa mengenal DNA dari sel kulit yang terurai."
"Alon-alon Yu jelasinnya! Datanya keluar dari mana? Lah penitinya seiprit gitu."
Yu Lasmi nyengir kuda. "Makanya Jum, ojo kakehan ngolah jamuuuu ae! Langsung test drive aja ya!"
Yu Lasmi menempelkan ujung peniti di di kulit tangan Jumi.
"Adoooooooh!!!!"
"Hehehe... sorry Jum, keblabasen."
Beberapa detik muncul layar tembus pandang di atas peniti itu. Menunjukkan struktur gen Jumi beserta data lainnya.
"Wuaaah hebat-hebat...!" Jumi takjub setakjubnya. "Lainnya masih ada Yu?"
"Ada. Ini buat kambing pelacakmu. Kambingmu iku isih urip khan Jum? Kok aku ndak tau krungu suarane."
"Hidup Yu. Sehat kok, tapi kemarin giginya sempet sakit."
"Oooo...makanya diem aja. Ini klintingan buat dia. Chip di dalamnya bisa mengubah suaranya sedemikian rupa hingga sampeyan bisa paham apa yang di katakan kambing sampeyan kuwi. Jadi sampeyan ndak perlu bingung kalo dia mbeeek mbeeek terus."
"Asyik bisa di ajak ngobrol kalo malem lagi kesepian hehe..."
"Barang lainnya ada kemben anti peluru sama kutang glow in the dark. Oia, ini ada surat dari bu Lurah Misnah. Ada misi lagi kayaknya buat sampeyan."
Juminten membuka sumbat yang menutup tabung bambu lalu dikeluarkan lembaran daun lontar.
Paling atas tertulis :
....Selanjutnya saya serahken kepada saudariiiiii Eee...luuuuuuush. Waktu dan tempat saya persilahken!
11 comments:
Ajiiiipppp. Ngakak gilak bacanya.
MUANTAB TENAN..MAK NYUSS...hahaha
seruuuuuuu... *ga sabar nunggu lanjutan naaa*
hahahahahah..... jgn2 tukang jamu yg sering lewat jg spionase ya... :P
Gileeee...keren abizzz...ngalahin 007 boooo'...mau dunk pesen satu si mbak jamu eh maksud na jamu gendongnya,Rie...tak gendong, kemana-mana...enak to...manteb to...huakhakahakhakkkk..!!!
Hehe... berharapnya seh semua anggota IHA kebagian peran :p
Aku sndr juga g sabar nunggu lanjutannya...deg deg an jiahahahahaha.
Pesen jamunya sama Jumi aja hahahaha
jiaaaaahahahahahaha....lg geli membayangkan kutang glow in the dark..ihiiiiiiw
huahahahahahah... parah! parah! mak jendudung!ahahahaha.. luv that word! ihihihihihi... seru! seru! jadi tokonya anak2 iha nih? waw! eheheheheh.. ayo lanjutkeeeeeeeeuun! XD
hahahahahah jadi inget nenek tukang jamu gendong yang suka lewat kosan, ngabyanginnya doi koprol dan merangkak ke genteng!!
slanjutnya kambing spy hahahaha
hwahahahahahhahahahaha,kak rieeeee,ahahahahahahhahahahahahahahahaha,keren parah,hahahahahahahahahhahaha,lucuuuuu lucuuuuu sangaaaaat
MANGSTAPPPPHH!!!!! akuuuuuu jadiii...xciteeed...hahahahaha....
Post a Comment