ogah nikah hahahaha..ke 6
Apa? Dimana?
Tubuhku serasa mengambang. Ah iya aku ingat. Sepertinya tadi aku pingsan. Entah apa yang terjadi tapi semuanya gelap.
”Ya iyalah gelap. Buka matamu”. Kata sebuah suara. Hati nuraniku kah? Tidak. Itu suara perempuan. Hmm..perempuan?
Hah!
”Akhirnya kamu bangun juga”, katanya sambil duduk di sisiku. Aku masih terbengong-bengong tidak mengerti sambil menatapnya. Perempuan manis berkulit putih dengan rambut panjangnya digelung ke atas itu balas menatapku.
”Aneh ya rasanya?” tanyanya lagi.
“Hah?”
“Iya. Waktu itu aku mencoba memperingatkanmu. Tapi kamu keburu melangkah masuk, jadi sepertinya aku sedikit terlambat. Tapi tenang saja. Semua akan baik-baik saja. Papa-papaku sudah memberitahukan mama-mamamu dan mereka tidak masalah kau di sini”, katanya lagi.
Papa-papa? Mama-mamaku? Ah! Mereka sudah saling bertemu kalau begitu? Aku harus pulang!
Baru saja aku ingin bangkit tapi rasa sakit tiba-tiba menyerang seluruh punggungku. Tulang belakangku sakit bukan main. Aku meringis dan berusaha sekuat tenaga untuk bangkit dan menggerakkan kakiku tapi tidak bisa. Jadilah aku hanya berbaring dan meringis kesakitan
“Percuma. Saat ini dia tidak bisa bergerak”.
Aku menoleh ke arah pintu. Ada seorang lelaki berpakaian rapi dan di sebelahnya ada mama-mamaku. Mereka menatapku khawatir. Mama berpegangan tangan dengan mama Kinan.
“Setelah terkena serangan mereka dia harus kami rawat dulu di sini. Untung tidak telak-telak amat. Kalau putriku tidak datang mungkin putra kalian tidak akan selamat”, kata seorang lagi. Papa-papa gadis itu.
“Maa..” aku memanggil mama dan ia menghampiriku dan langsung menghambur memelukku erat.
“Tidak apa. Kamu akan baik-baik saja. Saat ini kamu harus istirahat. Kumpulkan dulu kekuatanmu barulah kami akan memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi”.
Mama Kinan yang menatap kami berpelukan mengangguk seolah memintaku untuk menuruti perkataan mama.
”Tapi aku harus ke kamar kecil,ma”, bisikku.
Mama melepaskan pelukanku dan kulihat ia menoleh ke mama Kinan. Ia lalu menatapku lagi dan menggenggam erat tanganku.
Gadis itu bangkit dari duduknya mendekati papanya. Aku tidak mengerti apa yang terjadi. Tapi aku harus ke kamar mandi.
”Hmm.. buang saja di situ. Tidak akan jadi masalah”. Kata salah satu papa-papa itu.
”Tidak. Masa aku harus kencing di celana...” aku berusaha bangkit lalu menyibak selimutku.
Mulutku menganga dan nafasku tercekat. Aku terbelalak dan kaget setengah mati. Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat, tempat yang harusnya kakiku ternyata diisi dengan sesuatu yang bukan kakiku.
Gadis itu lalu menyibak gorden yang menutupi sesuatu. Dan disanalah dia. Di dalam tabung kaca itu kakiku berdiri menyilang menahan kencing dengan setengah perutku bergetar-getar di bagian atasnya.
“TIDAAAAAAAAAAAKKKK!!!!!”
Dan aku pun merasakan celanaku menjadi basah dan hangat.
Sial.
monggo jeng Mith2 dilanjutken..hehe...
1 comments:
TIDDDDDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKK!!!
Post a Comment